SEUNEUBOK LADA http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl <p>Jurnal Seuneubok Lada merupakan Jurnal Ilmiah yang dikelola oleh Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Samudra. Penerbitan Jurnal ini menjadi langkah bagi prodi pendidikan sejarah Universitas Samudra untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk itulah diperlukan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak. Beragam kajian yang dilakukan dengan penelitian yang mendalam menjadi langkah awal untuk memajukan jurnal <em>Seuneubok Lada</em>. Redaksi menerima artikel yang berfokus pada ruang lingkup ilmu-ilmu sejarah, sosial, budaya, dan kependidikan.</p> en-US auliarahman1985@unsam.ac.id (Aulia Rahman) guntur.fkip@unsam.ac.id (Guntur Arie W, S. Pd., M. Pd) Tue, 20 Nov 2018 12:09:39 +0000 OJS 3.1.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 NILAI-NILAI KARAKTER DALAM OLAHRAGA TRADISIONAL ACEH DI GAMPONG PAYA BUJOK SEULEUMAK KOTA LANGSA http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/887 <p>Olahraga tradisional merupakan bagian dari permainan tradisional dan telah lahir sejak ribuan tahun lalu yang merupakan hasil dari proses kebudayaan manusia zaman dahulu yang masih kental dengan nilai-nilai kearifan lokal. Meskipun sudah sangat tua, ternyata permainan tradisional memiliki peran edukasi bagi proses belajar seorang individu, terutama anak-anak.. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai Jenis olahraga tradisional Aceh yang yang dimainkan anak-anak di Gampong Paya Bujok Seuleumak dan &nbsp;nilai-nilai karakter apa saja yang terdapat dalam olahraga tradisional Aceh yang dimainkan anak-anak di Gampong Paya Bujok Seuleumak Kota Langsa guna melihat langsung nilai-nilai yang terkandung dalam permainan olahraga tradisional Aceh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, karakteristik utama berasal dari latar belakang alami atau kenyataan di masyarakat. Adapun langkah-langkahnya adalah dengan melakukan penga­matan, wawancara, dan do­kumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak menyukai permainan tradisional karena sangat menghibur dan menyenangkan. Anak-anak bermain permainan tradisional sebagai sarana rekreasi, hiburan dan olahraga. Sehingga permainan tradisional juga bisa dikatakan sebagai olahraga tradisional. Adapun permainan tradisional yang menjadi olahraga tradisional Aceh yang masih ada dan dimainkan di gampong paya bujok seulemak kota Langsa diantaranya Pet-Pet Pong, Tekong, Patok Lele, Geude-Geude, dan Serompah. Selain mendapatkan rasa senang, sebenarnya anak-anak mendapat nilai-nilai yang bermanfaat dari kegiatan bermain sekaligus berolahraga tersebut. Adapun nilai-nilai karakter dalam olahraga tradisional Aceh di Gampong Paya Bujok Seulemak Kota Langsa yaitu nilai cinta tanah air, demokratis, kepemimpinan, tanggung jawab, jujur atau sportif.</p> Basyarudin Acha, Johaidah Mistar ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/887 Tue, 20 Nov 2018 11:22:05 +0000 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PBL TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DIMENSI TIGA PADA SISWA KELAS XII IPA http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/890 <p>Pembelajaran memerlukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang baik. Melalui pengembangan perangkat pembelajaran dengan model <em>PBL(Problem Based Learning) </em>diharapkan proses pembelajaran dapat lebih efektif. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan modifikasi 4-D dari model Thiagarajan, Semmel dan Semmel yang meliputi empat tahap yaitu &nbsp;pendifinisian,&nbsp; perancangan, pengembangan dan penyebaran. Subyek uji coba adalah siswa SMA Negeri 1 Dempet tahun 2017/2018dengan dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Perangkat yang dikembangkan meliputi RPP, LAPD, BPD, BPG, dan tes prestasi belajar. Perangkat tersebut divalidasi oleh para ahli.Pengambilan data melalui pemberian tes dan observasi. Data te<strong>s</strong> yang diolah dengan uji ketuntasan belajar. Pengembangan perangkat pembelajaran <em>PBL</em>menghasilkan perangkat pembelajaran yang praktis dengan analisis keterlaksanaan RPP, respon guru, dan respon siswa.</p> <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:1)Mendeskripsikan proses pengembangan perangkat pembelajaran model <em>PBL </em>materi Dimensi Tiga Kelas XII. 2) Memperoleh perangkat pembelajaran model <em>PBL </em>materi Dimensi Tiga Kelas XII yang valid. 3) Menentukan efektifitas implementasi perangkat pembelajaran model <em>PBL </em>materi Dimensi Tiga Kelas XII. 4) Menentukan kepraktisan model <em>PBL </em>materi Dimensi dua Kelas XII.</p> <p>Hasil penelitian dapat disimpulkan 1) Proses pengembangan perangkat pembelajaran model <em>PBL </em>materi Dimensi Tiga Kelas XII berjalan sesuai model 4D. 2) Perangkat pembelajaran model <em>PBL </em>materi Dimensi Tiga Kelas XII yang dihasilkan validdengan rata-rata validitas 3,56 (sangat baik). 3) Implementasi perangkat pembelajaran model <em>PBL </em>materi Dimensi Tiga Kelas XII berjalan efektif, dengan rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 78,42 dan tingkat ketuntasan sebesar 78,94%. Melalui uji – t diperoleh t <sub>hitung </sub>= 2,120 &gt; t<sub>tabel </sub>= 2,021, artinya hasil belajar lebih dari 75,00 atau telah mencapai ketuntasan belajar 4) Perangkat pembelajaran model <em>PBL </em>materi Dimensi Tiga Kelas XII yang dihasilkan praktis, dengan keterlaksanaan RPP sebesar 3,91 (sangat baik), respon guru sebesar 3,67 (sangat baik) dan respon siswa sebesar 79,73%&nbsp; (respon positif).</p> Suparman Suparman, Badjuri Badjuri, Khoirul Anwar ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/890 Tue, 20 Nov 2018 11:17:58 +0000 PENGARUH SIKAP BERKOMUNIKASI DAN PROFESINALISME GURU SERTA DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 KOTA LANGSA http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/875 Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas menyelenggarakan proses pendidikan dan proses belajar mengajar dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab Pertamatercapainya tujuan sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dari inovator di sekolah. Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan bagi keberhasilan sekolah. Kepala sekolah perlu memiliki kemampuan untuk memberdayakan seluruh sumber daya manusia yang ada untuk mencapai tujuan sekolah. Khusus berkaitan dengan guru kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja guru, melalui pemberdayaan sumber daya manusia (guru). Arifin (2005:88). Usman (2008: 50) mendefinisikan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Pendapat lain dikemukakan oleh Sholeh (2007: 45), mengungkapkan bahwa dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu pengetahuan (transfer of knowledge), tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai (values) serta membangun karakter (character building) peserta didik secara berkelanjutan. Dalam terminologi Islam, guru diistilahkan dengan murabby, satu akar kata dengan rabb yang berarti Tuhan. Jadi, fungsi dan peran guru dalam sistem pendidikan merupakan salah satu manifestasi dari sifat ketuhanan. Demikian mulianya posisi guru, sampai-sampai Tuhan, dalam pengertian sebagai rabb mengidentifikasi diri-Nya sebagai rabbul.alamin Sang Maha Guru., Guru seluruh jagad raya. Untuk itu, kewajiban pertama yang dibebankan setiap hamba sebagai murid Sang Maha Guru adalah belajar dan mencari ilmu pengetahuan. Setelah itu, setiap orang yang telah mempunyai ilmu pengetahuan memiliki kewajiban untuk mengajarkannya kepada orang lain. Dengan demikian, profesi mengajar adalah sebuah kewajiban yang merupakan manifestasi dari ibadah. Sebagai konsekuensinya, barang siapa yang menyembunyikan sebuah pengetahuan maka ia telah melangkahkan kaki menuju jurang api neraka. Secara konseptual, unjuk kerja guru menurut Johson (2009: 48), mencakup tiga aspek, yaitu; (a) kemampuan profesional, (b) kemampuan sosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi). Menyadari akan pentingnya profesionalisme dalam pendidikan, maka Tafsir (2010: 22) mendefinisikan profesionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. Akan tetapi melihat realita yang ada, keberadaan guru profesional sangat jauh dari apa yang dicita-citakan. Melalui penelitian awal yang peneliti lakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Langsa, ada beberapa fenomena atau permasalahan yang dapat peneliti amati diantaranya guru yang ada pada dasarnya belum sepenuhnya bisa dikatakan kategori guru professional serta kontribusi untuk siswa menjadi kurang terperhatikan bahkan terabaikan. Masalah lain yang ditemukan penulis adalah, masih ada guru yang terlambat dan pulang terlalu cepat, kualifikasi jenjang pendidikan guru untuk mengajar yang tidak sesuai dengan keahliannya. Sehingga yang menjadi imbasnya adalah siswa sebagai anak didik tidak mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal. Padahal siswa ini adalah sasaran pendidikan yang dibentuk melalui bimbingan, keteladanan, bantuan, latihan, pengetahuan yang maksimal, kecakapan, keterampilan, nilai, sikap yang baik dari seorang guru. Maka hanya dengan seorang guru profesional hal tersebut dapat terwujud secara utuh, sehingga akan menciptakan kondisi yang menimbulkan kesadaran dan keseriusan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian, apa yang disampaikan seorang guru akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Sebaliknya, jika hal di Pertamatidak terealisasi dengan baik, maka akan berakibat ketidak puasan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar Tengku Muhammad Sahudra, Ratna Juwita ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/875 Tue, 20 Nov 2018 11:54:17 +0000 PERUBAHAN KEBUDAYAAN DI JAWA (SURAKARTA DAN YOGYAKARTA) http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/891 <p>Dimana saja manusia melangsungkan kehidupannya, maka disitu pula terbentuk sebuah kebudayaan. Karena kebudayaan merupakan hasil cipta manusia. Kebudayaan bersifat dinamis, artinya akan selalu senantiasa berubah, mengikuti perkembangan manusia. Termasuk dalam hal ini kebudayaan kebudayaan Jawa (Surakarta dan Yogyakarta).</p> <p>Berkaitan dengan perubahan kebudayaan tersebut, maka tulisan ini akan melakukan analisa kritis menggunakan paradigm evolusi kebudayaan. Paradigma evolusi kebudayaan mencoba untuk menelusuri perkembangan dan perubahan kebudayaan yang terjadi di Jawa. Paradigma Evolusi kebudayaan dipilih sebagai pisau analisis untuk menunjukkan tahapan-tahapan perubahan kebudayaan dari masa ke masa.</p> <p>Dari tulisan ini, kami menyimpulkan bahwa kebudayaan memang senantiasa berubah mengikuti perkembangan manusia. Perubahan-perubahan dari kebudayaan tersebut lebih didasari karena adanya tuntutan dari lingkungan sosial maupun karena adanya perubahan sosial itu sendiri. Evolusi tersebut dapat juga disebut sebagai mekanisme pertahanan kebudayaan atau strategi kebudayaan agar keberadaannya tetap eksis dan mampu memberikan manfaat bagai para pendukung kebudayaan tersebut</p> Aulia Rahman, Reni Nuryanti ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/891 Tue, 20 Nov 2018 00:00:00 +0000 LITERASI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PENCIPTAAN MASYARAKAT PEBELAJAR YANG BERDAMPAK PADA PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/888 <p>Pendidikan di Indonesia dari waktu ke-waktu terus ditingkatkan, agar sumber daya manusia (SDM) Indonesia dapat mengikuti perkembangan iptek yang semakin cepat di era globalisasi ini. Sekolah sebagai salah satu institusi komponen dalam bidang pendidikan merupakan tempat yang sangat strategis dalam rangka menyiapkan SDM yang berkualitas. Hal ini dapat tercapai apabila segenap unsur yang ada di sekolah secara sinergi berupaya meningkatkan mutu pendidikan tersebut. Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan&nbsp; mutu pendidikan&nbsp; diantaranya adalah melalui gerakan literasi sekolah. Literasi sekolah dapat memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti. Hal ini sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 Tahun 2015 , dimana salah satu kegiatan dalam gerakan literasi sekolah adalah kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Materi bacaan berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional dan global yang disampaikan sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Tujuan dari gerakan ini adalah menumbuh kembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pebelajar sepanjang hayat. Kegiatan literasi sekolah melibatkan semua warga sekolah&nbsp; ( guru, peserta didik, orang tua/ wali murid ) dan masyarakat sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.</p> Budiharto Budiharto, Triyono Triyono, Suparman Suparman ##submission.copyrightStatement## http://jurnal.unsam.ac.id/index.php/jsnbl/article/view/888 Tue, 20 Nov 2018 11:16:15 +0000