MEMAKNAI EPHEMERA MELALUI KAJIAN SEMIOTIKA

  • Mufti Riyani Universitas Samudra

Abstract

Kegiatan Heuristik atau pencarian jejak-jejak sejarah seringkali terpusat pada perhatiannya untuk menemukan sumber  utama atau sumber  primer. Kesulitan dalam mencari keberadaan sumber utama lebih banyak disebabkan cara pandang kita terhadap kajian sejarah itu sendiri.  Sejarah sebagai media memahami manusia dalam kajian ruang dan waktu, tidak hanya merekam suatu peristiwa besar sebagai hasil aktivitas manusia akan tetapi memberi gambaran yang lengkap mengenai segala hal yang melingkungi kehidupan manusia.

Ephemera merupakan sumber sejarah yang belum banyak dimanfaatkan. Sumber ini  berupa dokumen khusus yang bersifat remahan dan campuran atau ‘gado-gado’.  Ephemera sebagai sumber sejarah, berdasarkan klasifikasi I Gde Widja (1989:18) dapat digolongkan sebagai sumber yang tidak sengaja ditinggalkan atau unpremeditated dan representasional atau mewakili jejak lainnya. Oleh sebab itu Ephemera dapat dikupas sebagai sisi lain yang memuat situasi khusus suatu masyarakat. Situasi ini dapat berupa situasi psikis maupun situasi sosial budaya suatu masyarakat. Akan tetapi, agar ephemera mampu “berbicara”, maka  diperlukan suatu alat atau pisau analisa khusus untuk membedahnya.  Pada tataran inilah sejarah memerlukan ilmu bantu lain yang sesuai dengan subject matter-nya.

Semiotika merupakan kajian tentang tanda yang berusaha untuk menemukan pemaknaan melalui sistem-sistem tertentu pada bahasa atau benda-benda kultural yang dimungkinkan mengkomunikasikan suatu makna. Berdasarkan pemahaman ini, maka ephemera sebagai suatu sumber sejarah yakni berupa hasil aktivitas manusia atau hasil budaya dapat dikaji melalui suatu metode semiotika. Kajian semiotika diharapkan mampu membantu meemukan berbagai makna yang terkandung dalam ephemera yang mereduksi situasi khusus suatu masyarakat budaya . Tulisan ini berusaha menjawab posisi dan fungsi Ephemera sebagai sumber sejarah, memahami kajian semiotika sebagai alat bantu analisis sejarah serta berusaha menerapkan cara kerja semiotika untuk memaknai ephemera sebagai sumber sejarah.

Published
2018-04-17