Peranan Instrumen Kebijakan Moneter Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Aceh
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana peranan instrumen kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi di Aceh. Dalam penelitian ini peneliti mengamati instrumen kebijakan moneter berupa simpanan giro minimum (reserve requirement), fasilitas diskonto (discount policy) dan operasi pasar terbuka (open market operation). Ketiga instrument ini akan dianalisis dengan menggunakan tolak ukur stabilitas moneter diantaranya: a) laju inflasi, b) suku bunga, c) jumlah uang beredar. Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Data yang digunakan adalah dokumen yang dihasilkan melalui Data BPS Provinsi Aceh dan Data Bank Indonesia yang memiliki data terstruktur untuk membuat hasil yang efektif dalam penentuan kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan kebijakan moneter dalam mempengaruhi perekonomian di Propinsi Aceh dapat terlihat penurunan tekanan jumlah uang beredar selama periode tahun 2013 sampai dengan 2014. Pada triwulan I 2013, untuk menurunkan jumlah uang beredar Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga dari 7,5% di tahun 2013 sampai 7,75% di tahun 2014. Kebijakan moneter lainnya juga diterapkan pada Simpanan Giro Minimum, Pada triwulan I 2015, jumlah penetapan jumlah simpanan giro minimum Aceh meningkat hingga 575575,54. Jumlah ini terus meningkat hingga triwulan akhir 2015 sebanyak 12,03% yaitu sebesar 585905,61. Dikarenakan jumlah peredaran uang di akhir tahun 2015 sudah semakin tinggi, maka pada triwulan I 2016, Bank Indonesia meningkatkan simpanan minimum giro Aceh sebesar 606385,47. Dan jumlah ini juga terus bertambah hingga 24,51% di akhir tahun 2016 yaitu sebesar 729518,83.