ANALISA BIOEKONOMI SUMBERDAYA ALAT TANGKAP IKAN PELAGIS DI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

Main Article Content

Muhammad Fauzan Isma

Abstract

Berbagai jenis pemanfaatan telah dilakukan dan hasilnya mendatangkan keuntungan dengan nilai ekonomi yang besar. Beberapa negara bahkan sangat diuntungkan oleh sumberdaya perikanan yang mereka miliki, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) memperkirakan 75% dari perikanan laut dunia sudah tereksploitasi penuh, mengalami tangkap lebih (overfishing) atau stok yang tersisa bahkan sudah terkuras hanya 25% dari sumberdaya yang masih berada pada kondisi tangkap kurang (DPK Riau, 2013). Untuk memperoleh keuntungan dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya ikan di kabupaten Kepulauan Meranti perlu dilakukan suatu usaha pendekatan yang memperhatikan aspek biologis dan ekonomis, sehingga nelayan dalam melakukan aktifitasnya dapat memperoleh keuntungan secara maksimal tetapi sumberdaya ikan tetap  lestari. Untuk itu maka digunakan pendekatan bioekonomi untuk mengestimasi aspek biologi, ekonomi dan sosial dalam melakukan usaha penangkapan ikan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu kajian pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap dengan pendekatan bioekonomi. Hasil penelitian perikanan tangkap di kabupaten Kepulauan Meranti saat ini menghasilkan produksi (catch) sebesar 509,25 ton/tahun pada saat upaya penangkapan (effort) sebesar 7.773,17 trip/tahun, kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan perikanan tangkap mencapai 98,21 % dari potensi maksimum lestarinya CMSY  sebesar 518,52 ton/tahun yang telah melebihi jumlah tangkapan yang diperbolehkan/Total Allowabel Catch (TAC) yaitu 80 %, begitu juga dengan tingkat upaya penangkapan mencapai 90,70 % dari upaya penangkapan lestarinya EMSY sebesar 8.570,62 trip/tahun, maka dapat dinyatakan perikanan tangkap di kabupaten kepulauan meranti telah menuju puncak overfishing dan perlu mendapatkan perhatian yang mutlak terhadap kelestariannya.

Article Details

Section
Articles