ANALISIS PROFITABILITAS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK TERASI DI KECAMATAN LANGSA BARAT KOTA LANGSA

Main Article Content

Fiddini Alham
Siti Balqies Indra
Nora Saputri

Abstract

Permasalahan hasil tangkapan udang rebon oleh nelayan yang melimpah di Kecamatan Langsa Barat, dengan sifat produk mudah rusak dan bernilai rendah, maka butuh pengolahan udang rebon tersebut menjadi produk unggulan dan sebagai usaha sampingan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis profitabilitas dan besarnya nilai tambah dari udang rebon pada usaha pembuatan terasi di Kecamatan Langsa Barat Kota Langsa. Penelitian ini menggunakan metode survey dan pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling). Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 30 pelaku usaha pengolahan udang rebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mencapai keadaan impas, usaha terasi di kecamatan Langsa Barat harus berproduksi minimal 1.972,03 Kg dengan total penerimaan Rp. 78.916.663,54 per tahun. Dari perhitungan MIR disimpulkan bahwa usaha terasi di Kecamatan Langsa Barat dapat memberikan 37 persen dari hasil penjualannya untuk menutupi biaya tetap usaha dan mendapatkan keuntungan. MOS adalah penurunan jumlah produksi yang dapat ditoleransi oleh usaha diatas titik impas. Dari perhitungan MOS menunjukkan bahwa usaha memiliki tingkat keamanan yang sedang yaitu 36 persen, yang menunjukkan batas penurunan tingkat penjualan agar usaha tidak mengalami kerugian. Sedangkan dari perhitungan profitablitas didapat sebesar 13 persen, ini menunjukkan keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan adalah sebesar 13 persen. Sedangkan nilai tambah yang terdapat dari setiap satu kilogram udang rebon adalah Rp 7.937,97 atau sebesar 39,65 persen dari nilai produksi terasi. Dari nilai tambah tersebut dapat diketahui besarnya distribusi nilai tambah untuk setiap pemilik faktor produksi dalam pengolahan produk terasi. Balas jasa atau imbalan untuk pemilik faktor produksi yaitu sebesar Rp 7.937,97 per Kg dengan distribusi margin untuk pemilik usaha sebesar 42,45 persen, untuk tenaga kerja sebesar 18,90 persen dan untuk sumbangan input lainnya sebesar 54,74 persen. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa tingkat keuntungan bagi pemilik usaha adalah sebesar 69,19 persen dari nilai produksi, artinya setiap 100 unit nilai produksi yang akan diproduksi akan diperoleh keuntungan sebesar 69 unit.

Article Details

Section
Articles