Tingkat Ketahanan Plasma Nutfah Padi Gogo (Oryza Sativa L.) Lokal Aceh pada Cekaman Suhu Tinggi selama Fase Reproduktif

  • Risky Ridha Fakultas Pertanian Universitas Samudra
  • Dolly Sojuangan Siregar Fakultas Pertanian Universitas Samudra
  • Yenni Marnita Fakultas Pertanian Universitas Samudra
Keywords: Varietas lokal, suhu tinggi, tingkat ketahanan

Abstract

Padi gogo memiliki potensi untuk mendukung peningkatan produksi padi nasional, dan merupakan solusi yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan ketahanan pangan. Budidaya di dataran rendah terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi seperti adanya musim kering yang panjang atau rentannya terhadap cekaman suhu tinggi. Seperti di Provinsi Aceh, suhu rata-rata harian bisa mencapai 35-36 0C pada musim kering. Fase pembentukan malai pada tanaman padi sangat sensitif terhadap suhu tinggi, peningkatan suhu terutama pada saat pembungaan dapat meningkatkan sterilitas biji. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mendapatkan varietas-varietas padi yang tahan cekaman suhu tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengkategorikan tingkat ketahanan beberapa varietas padi gogo lokal Aceh terhadap cekaman suhu tinggi selama fase reproduktif bedasarkan karakter komponen hasil. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan tiga ulangan, faktor pertama yaitu varietas padi gogo lokal Aceh (V) yang terdiri dari : Sileso (V1), Sibontol (V2), Sigedul (V3), Angkop (V4), Rias Kuning (V5) dan Rias Putih (V6) dan  Faktor kedua yaitu perlakuan suhu (S) yang terdiri dari : S0 (suhu lingkungan 28-32 0C) dan S1 (suhu tinggi dalam rumah kaca 33-38 0C). Perlakuan cekaman suhu dilakukan pada saat tanaman padi memasuki fase reproduktif selama ± 35 hari (bunting sampai pembungaan). Pengelompokan varietas padi gogo berdasarkan tingkat ketahanan terhadap cekaman suhu tinggi dilakukan berdasarkan nilai Heat Susceptibility Index (Fischer and Maurer, 1978). Hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman suhu selama fase reproduktif sangat nyata mempengaruhi jumlah gabah per malai, persentase gabah berisi per malai dan persentase gabah hampa per malai. Berdasarkan nilai HSI, varietas Sileso (V1) dan Angkop (V4) tergolong varietas moderat toleran terhadap suhu tinggi, dengan nilai HSI yang lebih rendah dibandingkan dengan varietas lainnya.

Published
2018-11-27
Section
Articles