ANALISIS KEMISKINAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA KUALA LANGSA KOTA LANGSA
Abstract
Memasuki era SDGs 2015 (Sustainable Development Goals) yang menyatakan no poverty (tanpa kemikinan) sebagai point pertama prioritas disamping 16 tujuan lainnya. SDGs secara universal mendorong negara-negara untuk memobilisasi upaya mengakhiri semua bentuk kemiskinan, memerangi ketidaksetaraan dan mengatasi perubahan iklim. Pada tahun 2017 Privinsi Aceh termiskin pertama di Pulau Sumatera, sedangkan ditahun 2016 menduduki Provinsi keduatermiskin setlah Provinsi Bengkulu. Pada tahun 2017 penduduk miskin di Aceh mencapai 872ribu orang. Persentase penduduik miskin di perkotaan sebesar 11,11 persen dan di daerah pedesaan sebesar 19,37 persen, dengan indeks gini 0,329. di Kota Langsa bagian pesisir yaitu Desa Kuala Langsa sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Sebanyak 551 KK, hampir 95 persen berprofesi sebagai nelayan (berada digaris kemiskinan). Sebagaimana diketahui bahwa kemiskinan wilayah pedesaan terpusat di daerah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemiskinan rumah tangga nelayan dengan pendekatan pengeluaran pangan serta non pangan. Penelitian ini menggunakan metode survei di Desa Kuala Langsa. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple random sampling. Adapun jumlah informan yang telah diambil adalah sebanyak 30 orang nelayan. Responden dibatasi pada buruh nelayan. Hasil dari penelitian ini adalah perhitungan Garis Kemiskinan (GK) nelayan di Kuala Langsa dikatakan berada pada garis kemiskinan, karena memiliki penghasilan kurang dari Rp. 319.172 per kapita per bulan. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Besarnya sumbangan GKM terhadap GK sebesar 71,43 persen. Komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah ikan yang memberi sumbangan sebesar 16,59 persen. Sayur memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap Garis Kemiskinan (13,7 persen). Komoditi lainnya adalah beras (12,6 persen). Sementara itu komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap Garis Kemiskinan adalah biaya perumahan, yaitu 17,7 persen.