PENGARUH PENERAPAN SISTEM AGRIBISNIS TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI MENTIMUN (Cucumis sativus L.) DI KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG

  • supristiwendi supristiwendi Universitas Samudra
  • monika azizah Alumni Fakultas Pertanian Universitas Samudra
Keywords: Subsistem Agribisnis, Usahatani, Pendapatan

Abstract

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang dengan pertimbangan bahwa daerah  tersebut merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Aceh Tamiang yang mengusahakan budidaya mentimun. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Objek dalam penelitian ini adalah para petani yang berusahatani mentimun (Cucumis sativus L.) yang berada di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah pendapatan usahatani, subsistem sarana produksi, subsistem produksi usahatani dan subsistem penanganan pasca panen.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah  untuk mengetahui pengaruh penerapan subsistem sarana produksi, subsistem produksi usahatani dan subsistem penanganan pasca panen terhadap pendapatan usahatani mentimun di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.

Rata-rata umur petani mentimun adalah 41,2 tahun, dengan masa pendidikan 8,9 tahun, pengalaman berusahatani 13,3 tahun dan besarnya tanggungan keluarga rata-rata 4  orang. Rata-rata umur petani tergolong produktif, masa pendidikan tergolong rendah karena masa pendidikan 8,9 tahun antara SLTP dan SLTA, sedangkan jumlah tanggungan keluarga 4 orang relatif tinggi.

Hasil Penelitian dimana rata-rata luas lahan garapan usahatani mentimun di Desa Jamur Jelatang adalah 0,23 Ha, Desa Jamur Labu 0,16 Ha dan Desa Ingin Jaya 0,16 Ha. Sedangkan rata-rata luas garapan petani mentimun di daerah penelitian adalah 0,18 Ha. Rata-rata biaya produksi usahatani mentimun di daerah penelitian yaitu Rp. 2.046.947,- per usahatani dan Rp. 11.371.926,- per hektar. Penggunaan biaya produksi terbesar terdapat di Desa Jamur Jelatang yaitu Rp. 2.495.991 per usahatani. Rata-rata pendapatan kotor/nilai produksi usahatani mentimun didaerah penelitian adalah sebesar Rp. 4.583.333,-/UT atau Rp. 25.462.963,-/Ha, sedangkan rata-rata pendapatan bersih usahatani mentimun adalah Rp. 2.536.387,-/UT atau Rp. 14.091.037,-/Ha.

Dari analisis statistik dengan menggunakan Regresi Linier Berganda diperoleh persamaan regresi yaitu Y= -18,89 + 0,062 X1 + 0,21 X2 + 1,41 X3. Hasil perhitungan diperoleh (R2) = 0,70 atau 70 %. Ini berarti subsistem sarana produksi, subsistem produksi usahatani dan subsistem penanganan pasca panen mempengaruhi pendapatan usahatani mentimun di daerah penelitian sebesar 70% sedangkan 30% di pengaruhi faktor-faktor lain diluar penelitian yang tidak dihitung nilainya, seperti faktor harga, permintaan, penawaran dan sebagainya. Hasil pengujian secara serempak menunjukkan bahwa subsistem sarana produksi, subsistem produksi usahatani dan subsistem penanganan pasca panen secara serempak berpengaruh sangat nyata terhadap pendapatan usahatani mentimun di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa subsistem sarana produksi, subsistem produksi usahatani dan subsistem penanganan pasca panen secara parsial berpengaruh sangat nyata terhadap pendapatan usahatani mentimun di Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.

Published
2017-11-12
Section
Articles